KATA PENGANTAR
Puji dan syukur
kami panjatkan kehadirat Allah SWT, shalawat serta salam senantiasa tercurah
kepada Rasulullah SAW karna berkat rahmat serta hidayahnya kami dapat
menyelesaikan makalah yang membahas tentang “Proses Eksogen”.
Makalah ini merupakan
tugas Fisika Batuan yang dibawakan oleh Dosen Ibu Rahma Hi Manrulu S.Si, M.Sc.
Dalam kesempatan ini kami menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang
memberi bantuan, dorongan, dan arahan kepada penyusun. Ucapan terimakasih
tersebutkami sampaikan kepada Dosen Universitas Cokroaminoto Palopo serta
teman-teman dari Fisika Sains Universitas Cokroaminoto Palopo.
Dalam makalah
ini kami menyadari bahwa masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu segala saran
dan kritik guna perbaikan dan kesempurnaan sangat kami nantikan. Semoga makalah
ini dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun dan para pembaca pada umumnya.
Palopo,
07 Mei 2015
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kita
ketahui bahwa manusia tinggal di lingkungan yang beragam. Sebagian dari mereka
tinggal di pegunungan dan sebagian lainnya tinggal di pantai yang datar atau di
wilayah perbukitan. Keragaman tersebut memengaruhi kehidupan manusia. Manusia
yang tinggal di pegunungan memiliki corak kehidupan yang berbeda dengan mereka
yang tinggal di pantai. Demikian pula dengan orang yang tinggal di perbukitan
dan lembah sungai. Masing-masing menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan
lingkungan tempat tinggalnya.
Menurut para ahli, keragaman bentuk
permukaan bumi ini disebabkan oleh dua kekuatan, yaitu tenaga endogen dan
tenaga eksogen. Tenaga Endogen adalah
tenaga pengubah muka bumi yang berasal dari dalam bumi, sedangkan Tenaga
Eksogen adalah tenaga pengubah muka bumi
yang berasal dari luar bumi. Tenaga
endogen bersumber dari magma yang bersifat membangun (konstruktif). Tenaga ini
meliputi tektonisme, vulkanisme dan gempa bumi. Tenaga eksogen merupakan tenaga
yang bersifat merusak kulit bumi. Factor-faktor yang berpengaruh terhadap
tenaga eksogen ini meliputi air, angin, makhluk hidup, sinar matahari, dan
gletser. Kedua tenaga ini menghasilkan rupa muka bumi yang beraneka ragam
bentuknya baik di daratan maupun dasar laut.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana
pembentukan muka bumi dari proses eksogen?
2. Bagaimana
proses eksogen?
3. Dampak
dari eksogen?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pembentukan muka bumi dari
proses eksogen.
2. Untuk
mengetahui proses eksogen.
3. Untuk
mengetahui dampak positif dan negatif dari proses eksogen.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Proses Pembentukan Muka Bumi
Permukaan
bumi terdiri atas berbagai bentuk dari yang datar, bergelombang atau berbukit
sampai bergunung. Keragaman tersebut tidak terjadi begitu saja, melainkan
melalui berbagai proses dan waktu yang sangat lama. Berbagai bentuk tenaga
bekerja untuk mengubah muka bumi, baik dari dalam bumi maupun dari luar bumi
yang dikenal dengan sebutan tenaga geologi. Tenaga dari dalam bumi mengubah
bentuk muka bumi sehingga muncul gunung, pegunungan, dan lain-lain. Selanjutnya
apa yang telah dilakukan oleh tenaga dari dalam bumi, kemudian dirombak oleh
tenaga dari luar bumi oleh air, angin, es, dan organisme sehingga nampaklah
keragaman muka bumi seperti yang kita lihat sekarang.
Keragaman bentuk ketampakan alam di
permukaan bumi tidak terjadi dengan sendirinya melainkan melalui suaru proses
alam yang panjang. Keragaman tersebut terjadi karena adanya tenaga endogen dan
eksogen yang ada di bumi.
2.2 Bentuk muka bumi yang dihasilkan
oleh tenaga eksogen.
Tenaga
eksogen ialah tenaga yang berasal dari luar bumi yang berpengaruh terhadap permukaan
bumi. Tenaga eksogen dapat menyebabkan relief permukaan bumi berubah. Proses
perubahan muka bumi dapat berlangsung secara mekanis, biologis, maupun secara
kimiawi. Tenaga eksogen ini menyebabkan terjadinya pelapukan, erosi, gerak
massa batuan, dan sedimentasi yang bersifat merusak bentuk permukaan bumi.
1. Erosi,
proses pelepasan dan pemindahan massa batuan secara alamiah dari suatu tempat
ke tempat lain oleh suatu zat pengangkut yang bergerak di permukaan bumi
Menurut kecepatannya :
- Erosi geologi : Suatu bentuk erosi dimana proses pengahancuran tanah relatif seimbang dengan proses pembentukannya. Tidak menimbulkan kerusakan alam.
- Erosi yang dipercepat : Erosi dimana proses penghancuran tanah lebih cepat dibandingkan proses pembentukannya. Mengakibatkan tanah menjadi tidak subur, sehingga lahan kritis makin meluas
Menurut zat pelarutnya :
- Erosi air : Disebabkan oleh air, baik di dalam tanah, permukaan maupun sungai. Dibedakan menjadi :
1) Erosi
percikan : Disebabkan percikan air hujan
2) Erosi
lembar : Terjadi pada lapisan tanah bagian atas, menyebabkan tanah menjadi
tidak subur
3) Erosi
alur : Terjadi pada saat air mengalir
4) Erosi
parit : Lereng yang terkena erosi membentuk parit yang cukup dalam
5) Erosi
angin (deflasi) : Disebabkan tenaga angin, biasa terjadi di gurun
6) Erosi
es/glasial : Disebabkan oleh massa es yang bergerak
7) Erosi
air laur (abrasi) : Disebabkan oleh gelombang laut (erosi morena)
Bentuk tanah sebagai akibat erosi :
- Cliff : Pantai terjal & berdinding curam sebagai akibat abrasi
- Relung : Cekung yang memiliki dinding cliff
- Dataran abrasi : Hamparan wilayah daratan akibat abrasi
- Ngarai : Lembah yang dalam
- Batu jamur : Batu yang disebabkan erosi angin
2. Sedimentasi
yaitu proses pengendapan batuan/tanah yang dilakukan oleh air, angin, dan es.
a. Sedimentasi
fluvial : Proses pengendapan materi yang diangkut oleh air sepanjang aliran
sungai. Bentuk lahan hasil sedimentasi fluvial :
1) Delta
: Endapan pasir, lumpur, & kerikil yang terdapat di muara sungai
2) Bantaran
sungai : Daratan yang terdapat di tengah-tengah badan sungai/pada kelokan dalam
sungai sebagai hasil endapan
b. Sedimen
eolis (terrestrial) : Di daerah gurun/pantai
c. Sedimen
marin : Proses pengendapan yang dilakukan oleh gelombang laut yang terdapat di
sepanjang pantai. Bentukan alam dari sedimen marin :
1) Beach/bisik
: Bentukan deposisional umumnya pada pantai yang landai, terjadi jika swash
membawa muatan sedimen
2) Bar
: Gosong pasir di pantai yang arahnya memanjang sebagai hasil pengerjaan arus
laut
3) Tombolo
: Gosong pasor yang menghubungkan suatu pulau karang dengan pulau utama
3. Pelapukan
yaitu penghancuran batuan dari bentuk gumpalan menjadi butiran yang lebih kecil
bahkan menjadi hancur atau larut dalam air. Proses pelapukan dapat dikatakan
sebagai proses penghancuran massa batuan melalui media penghancuran, berupa
Sinar matahari, Air, Gletser, Reaksi kimiawi, Kegiatan makhluk hidup
(organisme)
Menurut proses terjadinya pelapukan
dapat digolongkan menjadi 3 jenis yaitu: Pelapukan fisik atau mekanik,
Pelapukan organis, Pelapukan kimiawi
- Pelapukan fisik dan mekanik
Pelapukan mekanik (fisik) adalah proses pengkikisan
dan penghancuran bongkahan batu jadi bongkahan yang lebih kecil, tetapi tidak
mengubah unsur kimianya. Proses ini disebabkan oleh sinar matahari, perubahan
suhu tiba-tiba, dan pembekuan air pada celah batu.
Penyebab
terjadinya pelapukan mekanik yaitu:
1) Adanya
perbedaan temperatur yang tinggi.
Peristiwa ini terutama terjadi di daerah yang
beriklim kontinental atau beriklim Gurun di daerah gurun temperatur pada siang
hari dapat mencapai 50 Celcius. Pada siang hari bersuhu tinggi atau panas.
Batuan menjadi mengembang, pada malam hari saat udara menjadi dingin, batuan
mengerut. Apabila hal itu terjadi secara terus menerus dapat mengakibatkan
batuan pecah atau retak-retak.
2) Adanya
pembekuan air di dalam batuan
Jika air membeku maka volumenya akan mengembang.
Pengembangan ini menimbulkan tekanan, karena tekanan ini batubatuan menjadi
rusak atau pecah-pecah. Pelapukan ini terjadi di daerah yang beriklim sedang
dengan pembekuan hebat.
3) Berubahnya
air garam menjadi kristal.
Jika air tanah mengandung garam, maka pada siang
hari airnya menguapdan garam akan mengkristal. Kristal garam garam ini tajam
sekali dan dapat merusak batuan pegunungan di sekitarnya, terutama batuan
karang di daerah pantai.
- Pelapukan organik
Penyebabnya adalah proses organisme yaitu binatang
tumbuhan dan manusia, binatang yang dapat melakukan pelapukan antara lain
cacing tanah, serangga. Dibatu-batu karang daerah pantai sering terdapat
lubang-lubang yang dibuat oleh binatang. Pengaruh yang disebabkan oleh tumbuh
tumbuhan ini dapat bersifat mekanik atau kimiawi. Pengaruh sifat mekanik yaitu
berkembangnya akar tumbuh-tumbuhan di dalam tanah yang dapat merusak tanah
disekitarnya. Pengaruh zat kimiawi yaitu berupa zat asam yang dikeluarkan oleh
akarakar serat makanan menghisap garam makanan. Zat asam ini merusak batuan
sehingga garam-garaman mudah diserap oleh akar. Manusia juga berperan dalam
pelapukan melalui aktifitas penebangan pohon, pembangunan maupun penambangan.
- Pelapukan kimiawi
Pada pelapukan ini batu batuan mengalami perubahan
kimiawi yang umumnya berupa pengelupasan. Pelapukan kimiawi tampak jelas
terjadi pada pegunungan kapur (Karst). Pelapukan ini berlangsung dengan batuan
air dan suhu yang tinggi. Air yang banyak mengandung CO2 (Zat asam arang) dapat
dengan mudah melarutkan batu kapur (CACO2). Peristiwa ini merupakan pelarutan
dan dapat menimbulkan gejala karst. Di Indonesia pelapukan yang banyak terjadi
adalah pelapukan kimiawi. Hal ini karena di Indonasia banyak turun hujan. Air
hujan inilah yang memudahkan terjadinya pelapukan kimiawi.
Batuan yang
telah terbentuk melalui berbagai proses akhirnya lama kelamaan akan mengalami
proses penghancuran atau pelapukan. Batuan yang berukuran besar akan terpecah
menjadi batuan yang berukuran lebih kecil, bahkan sampai menjadi debu.
Pelapukan dapat dibedakan menjadi
pelapukan fisika, kimia dan biologik-mekanik.
Pelapukan fisika
atau disebut pula desintegrasi adalah proses penghancuran batuan menjadi
bagian-bagian yang lebih kecil tanpa mengubah dekomposisi atau susunan
kimiawinya. Proses ini bisa terjadi karena penyinaran matahari, perubahan suhu,
dan pembekuan air pada celah-celah batuan.
Pelapukan
Kimia atau disebut pula dekomposisi adalah proses penghancuran batuan dengan
mengubah susunan kimiawi batuan yang terlapukan. Berlangsungnya proses tersebut
memelukan. Pelapukan biologik-mekanik atau organik adalah pelapukan yang
disebabkan oleh makhluk hidup, baik tumbuhan maupun binatang. Akar-akar yang
masuk ke dalam tanah memiliki kekuatan yang sangat tinggi, sehingga dapat
menghancurkan batuan.
2.3 Dampak Eksogen
- Dampak positif dari eksogen
a. Batuan
dari hasil pembekuan magma akan bermanfaat bagi tumbuhan jika telah dihancurkan
oleh tenaga eksogen menjadi partikel-partikel tanah.
b. Batuan
beku terpecah-pecah menjadi batuan yang berukuran lebih kecil sehingga dapat
dimanfaat- kan untuk berbagai keperluan terutama bahan bangunan.
c. Mineral-mineral
berharga yang tadinya berada di bawah permukaan tanah lambat laun tersingkap
oleh tenaga eksogen sehingga memberi manfaat bagi manusia.
- Dampak negatif dari eksogen
a. Erosi
mengakibatkan lapisan tanah yang subur berkurang atau hilang dan akibatnya
tanaman tidak dapat tumbuh dengan baik.
b. Erosi
juga mengakibatkan sedimentasi di daerah yang lebih rendah dan terjadi
pendangkalan di daerah danau atau waduk. Akibatnya kemampuan PLTA untuk
menghasilkan listrik semakin berkurang.
c. Selain
mengakibatkan pendangkalan, erosi juga menjadikan air sungai dan danau tidak
lagi jernih. Akibatnya tidak lagi bisa dimanfaatkan oleh manusia untuk keperluan
minum atau mencuci. Makhluk hidup, khususnya ikan juga akan semakin berkurang
jumlahnya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Permukaan
bumi terdiri atas berbagai bentuk dari yang datar, bergelombang atau berbukit
sampai bergunung. Keragaman bentuk ketampakan alam di permukaan bumi tidak
terjadi dengan sendirinya melainkan melalui suaru proses alam yang panjang.
Keragaman tersebut terjadi karena adanya tenaga endogen dan eksogen yang ada di
bumi.
Tenaga eksogen ialah tenaga yang
berasal dari luar bumi yang berpengaruh terhadap permukaan bumi. Perombakan
muka bumi akibat tenaga eksogen dapat disebabkan oleh proses pelapukan,
pengikisan, pengendapan, dan pergerakan batuan atau tanah. Proses perombakan
atau perubahan muka bumi ini, pengerjaannya dilakukan oleh air, udara, dan es.
Tenaga eksogen menimbulkan dampak positif dan negatif.
3.2 Saran
Diharapkan
kepada pembaca agar memberi kritik dan saran untuk penulis dari pembuatan
makalah ini, agar pembuatan makalah selanjutnya lebih baik lagi.
Daftar Pustaka
Waluya,
Bagja. 2009. Geografi SMA/MA 1. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional
Muh.
Nurdin, S. W. warsito, Muh. Nursa’ban, 2008, Mari Belajar IPS Ilmu Pengetahuan
Sosial Untuk SMP/MTs Kelas VII Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Smart
Education
Tidak ada komentar:
Posting Komentar