Nama : Salnira
Nim : 1203408012
Tugas : Fisika Energi
|
KECELAKAAN AKIBAT KELALAIAN REACTOR NUKLIR
Chernobyl
Reaktor Chernobyl jenis RBMK didirikan di atas tanah rawa di
sebelah Utara Ukraina, sekitar 80 mil sebelah utara Kiev. Reaktor unit 1 mulai beroperasi
pada 1977, unit 2 pada 1978, unit 3 pada 1981, dan unit 4 pada 1983. Sebuah
kota kecil, Pripyat, dibangun dekat PLTN Chernobyl untuk tempat tinggal pekerja
pembangkit itu dan keluarganya.
Tipe PLTN Chernobyl dirancang untuk menghasilkan “plutonium”
guna pembuatan senjata nuklir serta listrik. Tipe PLTN berfungsi ganda seperti
ini tidak ada di negara-negara Barat, seperti, AS dan Prancis yang merupakan
negara pioner PLTN di samping Uni Soviet (pada waktu itu) sebagai pioner
pertama.
Deskripsi Bencana
Bencana Chernobyl adalah kecelakaan reaktor nuklir terburuk
dalam sejarah. Pada hari Sabtu 26 April 1986 dini hari sebuah reaktor nuklir
unit 4 jenis RBMK-1000 mengalami kecelakaan. Pada malam terjadinya kecelakaan,
reaktor unit 4 sebenarnya sedang dipadamkan (shutdown) dalam rangka perawatan
rutin. Pada waktu yang sama operator bermaksud menguji prosedur keselamatan
reaktor. Uji keselamatan ini dimaksudkan untuk memeriksa apakah turbin
generator yang melambat masih menghasilkan daya yang cukup untuk menjalankan
pompa pendingin sampai generator diesel darurat dihidupkan. Untuk itu,
rencananya reaktor akan dioperasikan pada tingkat daya 30 % dari daya
maksimalnya, tetapi kelewatan sehingga turun sampai 10 %. Untuk menaikkannya
lagi sampai tingkat daya 30 % operator melakukan kesalahan kritis dengan
menarik batang kendali, akibatnya uap pun bertambah. Sayangnya, RBMK-1000
memiliki cacat desain dimana operasi pada tingkat daya rendah (10 %) tidak
stabil.
Pertambahan uap tak terduga akan menaikkan daya, dan
kenaikan daya akan menambah uap lebih banyak lagi, dan seterusnya dan
seterusnya. Pukul 01.23 dan 40 detik dinihari 26 April 1986, menyadari keadaan
gawat, operator lantas menekan tombol untuk mengaktifkan sistem proteksi
atomatis, tetapi percuma sebab sudah terlambat. Dalam 3 atau 4 detik, produksi
daya melonjak samapi 100 kali tingkat daya maksimum normalnya, dan suhu teras
pun meningkat tajam. Akibatnya terjadi dua kali ledakan dahsyat yang
menghancurkan gedung reaktor. Usaha mati-matian untuk memadamkan api tidak
banyak berarti. Ratusan ton grafit dalam reaktor terbakar selama 10 hari.
Kebakaran melambungkan gas-gas dan partikel radioaktif ke atmosfer sehingga
Swiss, Jerman, Turki bahkan Amerika Serikat dan Jepang pun radiasinya tercatat.
Diantaranya yang berbahaya adalah Yodium-131, Strontium-90 dan Cesium-137.
Operator yang bertugas saat itu pun akhirnya ditahan.
Penyebab Umum
Kecelakaan PLTN Chernobyl masuk level ke-7 (level paling
atas) yang disebut major accident, sesuai dengan kriteria yang ditentukan INES
(The International Nuclear Event Scale). Di samping karena kesalahan operator
yang mengoperasikannya di luar SOP (standard operation procedure), PLTN
Chernobyl juga tidak memenuhi standar desain sebagaimana yang ditentukan oleh
IAEA (International Atomic Energy Agency). PLTN Chernobyl tidak mempunyai
kungkungan reaktor sebagai salah satu persyaratan untuk menjamin keselamatan
jika terjadi kebocoran radiasi dari reaktor. Apabila PLTN Chernobyl memiliki
kungkungan maka walaupun terjadi ledakan kemungkinan radiasi tidak akan keluar
ke mana-mana, tetapi terlindung oleh kungkungan. Atau bila terjadi kebocoran
tidak separah dibandingkan dengan tidak memiliki kungkungan.
Selain itu, UNSCEAR (United Nation Scientific Committee on
Effects of Atomic Radiation) (A/AC/82/R.469, 1988) juga meyebutkan bahwa
penyebab kecelakaan Chernobyl adalah struktur dan sifat reaktor yang tidak
sesuai dengan jenisnya, selain itu juga ketidaksempurnaan operasi reaktor, para
operator pun dengan sengaja melanggar prosedur, dan tidak adanya prosedur
tertulis yang memadai.
Penyebab Rinci
Secara
rinci, kecelakaan Chernobyl disebabkan oleh:
1. Desain reaktor, yakni tidak stabil
pada daya rendah, daya reaktor bisa naik cepat tanpa dapat dikendalikan. Tidak
mempunyai kungkungan reaktor (containment). Akibatnya, setiap kebocoran radiasi
dari reaktor langsung ke udara.
2.
Pelanggaran
prosedur. Ketika pekerjaan tes dilakukan hanya delapan batang kendali reaktor
yang dipakai, yang semestinya minimal 30, agar reaktor tetap terkontrol. Sistem
pendingin darurat reaktor dimatikan. Tes dilakukan tanpa memberitahukan kepada
petugas yang bertanggung jawab terhadap operasi reaktor. Namun selain itu
prosedur tertulis pun kurang memadai.
3. Budaya keselamatan. Pengusaha
instalasi tidak memiliki budaya keselamatan, tidak mampu memperbaiki kelemahan
desain yang sudah diketahui sebelum kecelakaan terjadi.
Dampak
Jumlah radioaktivitas yang dilepaskan reaktor Chernobyl,
menurut angka yng diberitakan oleh pejabat Uni Soviet, adalah sebesar 90 juta
Curie. Korban pertama berjumlah 187 orang yang menderita radiasi akut, dan 31
diantaranya meninggal. Kebanyakan dari mereka adalah petugas pemadam kebakaran.
Intensitas radiasi gamma di sekitar lokasi mencapai lebih
dari 100 rontgen per jam (angka ini bisa mengakibatkan dosis radiasi ratusan
kali dari dosis aman, sebagaimana ketentuan dari Komisi Proteksi Radiasi
Internasional, ICRP). Paling besar di atas atap bangunan reaktor yang mencapai
100.000 rontgen per jam. Bandingkan dengan paparan radiasi alamiah (dari radiasi
kosmik dan zat radioaktif di sekitar kita dan di dalam tubuh) 0,2 rontgen per
tahun. Dan dosis radiasi sinar-X 0,1 sampai 2 rontgen tiap kali foto. Dan lebih
dari 260.000 km persegi (berarti 2 kali luas pulau Jawa) wilayah di Ukraine,
Rusia dan Belarusia terkontaminasi Cesium-137 lebih dari 1-curie per kilometre
persegi.
Pada 2003, IAEA membentuk “Forum Chernobyl” bekerja sama
dengan organisasi PBB lainnya, seperti WHO, UNDP, ENEP, UN-OCHA, UN-SCEAR, Bank
Dunia dan ketiga pemerintahan Belarusia, Ukraina, dan Rusia. Forum ini bekerja
untuk menjawab pertanyaan, “sejauh mana dampak kecelakaan ini terhadap
kesehatan, lingkungan hidup dan sosial ekonomi kawasan beserta penduduknya.”
Laporan ini diberi nama “Chernobyl Legacy”.
Data sampai dengan 2006, jumlah korban yang meninggal 56 orang, di mana 28 orang (para likuidator terdiri dari staf PLTN, tenaga konstruksi, dan pemadam kebakaran) meninggal pada 3 bulan pertama setelah kecelakaan, 19 orang meninggal 8 tahun kemudian, dan 9 anak lainnya meninggal karena kanker kelenjar gondok.
Data sampai dengan 2006, jumlah korban yang meninggal 56 orang, di mana 28 orang (para likuidator terdiri dari staf PLTN, tenaga konstruksi, dan pemadam kebakaran) meninggal pada 3 bulan pertama setelah kecelakaan, 19 orang meninggal 8 tahun kemudian, dan 9 anak lainnya meninggal karena kanker kelenjar gondok.
Sebanyak 350.000 likuidator yang terlibat dalam proses
pembersihan daerah PLTN yang kena bencana, serta 5 juta orang yang saat itu
tinggal di Belarusia, Ukraina, dan Rusia, yang terkena kontaminasi zat
radioaktif dan 100.000 di antaranya tinggal di daerah yang dikategorikan
sebagai daerah strict control, ternyata mendapat radiasi seluruh badan
sebanding dengan tingkat radiasi alam, serta tidak ditemukan dampak terhadap
kesuburan atau bentuk-bentuk anomali.
Kemudian pada 1992-2002 tercatat 4.000 kasus kanker kelenjar gondok yang terobservasi di Belarusia, Ukraina, dan Rusia pada anak-anak dan remaja 0-18 tahun ketika terjadi kecelakaan, termasuk 3.000 orang yang berusia 0-14 tahun. Selama perawatan mereka yang kena kanker, di Belarusia meninggal delapan anak dan di Rusia seorang anak. Yang lainnya selamat.
Secara rinci, penyakit-penyakit yang ditimbulkan dari kecelakaan Chernobyl meliputi :
Kemudian pada 1992-2002 tercatat 4.000 kasus kanker kelenjar gondok yang terobservasi di Belarusia, Ukraina, dan Rusia pada anak-anak dan remaja 0-18 tahun ketika terjadi kecelakaan, termasuk 3.000 orang yang berusia 0-14 tahun. Selama perawatan mereka yang kena kanker, di Belarusia meninggal delapan anak dan di Rusia seorang anak. Yang lainnya selamat.
Secara rinci, penyakit-penyakit yang ditimbulkan dari kecelakaan Chernobyl meliputi :
·
Sindroma
sumsum tulang.
·
Kerusakan
kulit.
·
Sindroma
usus.
·
Reaksi
mulut dan faring.
·
Reaksi
paru-paru.
·
Kerusakan
mata.
Berdasarkan laporan “Chernobyl Lecacy”, sebagian besar
daerah pemukiman yang semula mendapat kontaminasi zat radioaktif karena
kecelakaan PLTN Chernobyl telah kembali ke tingkat radiasi latar, seperti
sebelum terjadi kecelakaan. Dampak psikologis adalah yang paling dahsyat,
terutama trauma bagi mereka yang mengalaminya seperti stres, depresi, dan
gejala lainnya yang secara medis sulit dijelaskan.
Akibat kecelakaan itu, IAEA dan semua negara yang memiliki
PLTN membangun konsensus internasional untuk selalu menggalang dan
memutakhirkan standar keselamatan. Di sisi lain, pihak yang anti-PLTN telah
menggunakan isu kecelakaan di Chernobyl sebagai bahan kampanye untuk menolak
kehadiran PLTN, termasuk di Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar